Program Praktis Pemupukan Cabai

0 comments



Keberhasilan tanaman cabai tidak bisa lepas dengan kegiatan yang namanya pemupukan , ketepatan dosis dan waktu pemberian pupuk yang baik juga tidak kalah penting bagi tumbuh kembangnya tanaman cabai. tahapan – tahapan dalam memberikan pupuk sebagai berikut

  1. pupuk dasar  [sebelum tutup mulsa ]

  2. pengocoran pupuk yang tepat

  3. pupuk daun


  • >> membicarakan poin pertama yaitu pupuk dasar ,pertanyaannya adalah pupuk dasar yang baik adalah pupuk jenis apa ???  jawab saya sih sederhana sekali, yaitu berikan saja pupuk makro dan mikro.
misalkan pupuk makronya adalah NPK [16 – 16 -16 ] dan dolomit dengan dosis pertanaman 10 gram jadi kalikan saja berapa tanaman yang anda tanam ,untuk pupuk mikronya gunakanlah pupuk organik supernasa granul dosisnya 50 kg perhektar dimana 50 kg ini sudah setara dengan pupuk kandang 50 ton dalam hal unsur hara mikro yang ada dalam kandungan pupuk kompos. setelah ditaburkan secara merata atau bisa dilarutkan dengan air kemudian siramkan kebedengan baru ditutup mulsa.
  • >> pengocoran adalah pupuk organik dan pupuk makro dicairkan dalam jumlah tertentu, yang saya anjurkan untuk anda adalah minggu pertama hingga minggu ke 4 dengan dosis NPK 2kg + super nasa 50 gram + 100 gram Natural Glio perdrum dan kocorkan perpohon 1/2 liter.
  • pengocoran minggu 5 – 8 setelah tanam dosisnya dinaikan 4 kg NPK dan super nasa 100 gram + 100 gram Natural Glio perpohon 1 liter
  • minggu ke 9 – 18 setelah tanam pengocoran dengan dosis 6 kg NPK dan 100 gram super nasa + 100 gran power nutrition + 100 gram natural glio perpohon 1 liter
pupuk daun adalah pupuk yang berbentuk ion sehingga mudah diserap oleh tanaman ,kapan waktu yang tepat untuk memberikan pupuk daun ini ?
  1. 3,4,5 minggu setelah tanam berikan poc nasa 40 cc + 10 cc Hormonik + 0,5 cc perekat ,pembasah dan perata aero A810 pertangki semprot 14 – 17 liter.
  2. 6,7,8 minggu setelah tanam poc nasa 40 cc + 10 cc Hormonik + 10 gram Corrin per tangki semprot
  3. 8-18 minggu setelah tanam 60 cc Poc nasa + 20 CCHormonik + 20 gram Corrin pertangki semprot
Catatan pemberian pupuk daun diberikan pada waktu pagi hari,sebab pada saat pagi mulut daun atau stomata sedang membuka. jadi pada saat membuka mulut daun masuklah nutrisi yang sudah berbentuk ion bisa diserap dan dialirkan keseluruh tubuh tanaman.



Read More »

Mengatasi Penyakit Jamur Akar Putih (JAP)

0 comments

Jamur AKAR PUTIH ialah penyakit yang ditakuti oleh petani karet,

kondisi yang sudah laksana ini bakal membaik menurut empiris saya kesal dan kecil hati BANGET andai Karetnya terpapar penyakit JAP ini ,gimana tidak ? pohon karet yang sedang tumbuh bagus dan lagi seneng-senengnya di anggap tiba-tiba layu dan menguning lantas mati tegak atau Roboh karena pada pangkal batang bawah ternyata keropos dampak serangan jamur akar putih.

Keberhasilan saya dalam mengerjakan  pengendalian dan penyembuhan penyakit jamur akar putih akan  saya bagikan TIPS sederhananya tetapi sebelum saya berbagi saya anjurkan untuk  para empunya  kebun dalam berkebunmen  kejelian rahasia  segera kedapatan semenjak  dini pohon karet yang terjangkit. kesembuhan dari setiap pribadi  tanaman paling tergantung kpd kejelian empunya  kebun dalam mendeteksi sejumlah  fase serangan tersebut.



Cara AMPUH dan TERBUKTI saya sembuhkan JAMUR AKAR PUTIH ialah sebagai berikut


  1. Bersihkan piringan atau gulma disekitar pohon karet
  2. bukan yang telah positif terjangkit JAP saja yang diserahkan penanganannamun berikan paling tidak 5 baris pohon kanan- kiri -depan dan belakang
  3. Membeli super nasa atau dapat dengan pupuk kandang yang telah siap pakai
  4. Membeli Natural GLIO
  5. setelah siapkan semuanya dari nomor 1 sampai 4 tahapan berikutnya ialah cara APLIKASI Natural GLIO campurkan super nasa 250 Gram + 100 Gram Natural GLIO + 50 liter air campur merata. siramkan 1-2 liter perpohon.andai serangannya telah diambang batas berikan 2 liter perpohon.
  6. ulangi 2 -3 bulan sekali sampai bener-bener sembuh.
  7. jika telah sembuh cukup setahun sekali.



Natural GLIO adalah produk pengendali hama & penyakit tumbuhan dari PT. Natural Nusantara. Natural GLIO dapat menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman, menangkal sumber infeksi penyakit menyebarpulang dengan kolonisasi tanah oleh Natural GLIO, dapat melindungi perkecambahan biji dan akar-akar tumbuhan dari sumber infeksi penyakit, aman terhadap lingkungan, insan dan hewan, selaras dengan ekuilibrium alam, gampang dan murah.

Natural GLIO mempunyai sifat Hiperparasit terhadap pathogen penyakit tanaman, sampai-sampai terjadi kompetisi tempat hidup dan nutrisi. Natural GLIO menerbitkan zat antibiotik yakni Gliovirin dan Viridin yangbakal mematikan pathogen penyebab penyakit tumbuhan dan Natural GLIO inibakal berkembang terus mengkolonisasi mengayomi tanaman dari gangguan pathogen.



Natural Glio ialah fungisida organik dimana berbahan aktifnya ialah Gliocladium sp dan Trichodarma sp bisa mematikan,menghambat dan menghancurkan cendawan pathogen dalam tanah yang bisa menyerang tanaman.

Jenis penyakit yang dapat dikendalikan Natural Glio fungisida organik antara lain

  1. jamur akar putih pada karet
  2. jamur Ganoderma pada kelapa sawit
  3. penyakit yang terbawa biji contohnya rebah semai
  4. penyakit layu pad lombok,kentang,tomat,tembakau dan lain-lain yang disebabkan oleh fusarium sp dan bakteri pseudomonas sp.
  5. semua tanaman yang disebabkan oleh jamur cara terbaik untuk  mengatasi berdasarkan pengalaman sendiri sendiri adalah dengan menggunakan Natural Glio
kelebihan lain MENGGUNAKAN SUPER NASA DAN NATURAL GLIO
manfaat lebih dari Natural GLIO dan SUPER NASA adalah jamur akar putih yang menyerang pada tanaman karet,nangka atau sawit dan lainnya akan segera sembuh serta jika kondisi tanaman terjangkit yang 60-70 % mau mati dia bisa tumbuh subur kembali,pengalaman saya kira-kira ketika batang pohon masih basah atau kelihatan masih hidup.

Setelah dua bulan aplikasi NATURAL GLIO dan SUPER NASA
pohon karet sudah terjangkit sembuh TOTAL. 


Untuk Info dan Pemesanan silakan Hubungi Kami 085776312393

Read More »

Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal Untuk Pemula

0 comments


Anda penikmat makanan ikan? Jika Anda penikmat makanan, pasti Anda pernah mencicipi olahan dengan bahan ikan nila. Ikan Nila adalah salah satu jenis ikan yang sering dikonsumsi dan memiliki rasa lezat. Nila juga biasa disajikan dengan lalapan dan sambal yang beraneka jenisnya. Karena cukup digemari, maka tak ada salahnya jika Anda membudidayakannya. Selain Anda bisa menikmati hasil panen ikan nila untuk konsumsi pribadi, Anda juga bisa menjualnya dalam bentuk mentah maupun matang. Dari segi ekonomi Anda pun akan mendapatkan keuntungan dari budidaya ikan nila.
Sebagai pemula dalam membudidayakan ikan nila, Anda dapat melakukannya dengan menggunakan media alternatif kolam terpal. Awalnya, bisa dijadikan ajang uji coba. Jika kemudian kegiatan ini membawa kesuksesan, maka Anda dapat membuat kolam yang lebih luas dan lebih kuat lagi.

Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk menaruh kolam terpal. Lahan yang Anda gunakan harus mendapatkan sinar matahari secara langsung. Kemudian gali tanah dengan kedalaman 50 cm. Gundukan-gundukan tanah bekas galian tersebut dapat Anda gunakan sebagai tanggul-tanggul agar kolam terpal Anda menjadi lebih kuat, kemudian beri batu bata.
Tahap selanjutnya adalah memberi dasar kolam dengan sekam secara merata. Pasanglah terpal yang sudah Anda siapkan sebelumnya. Tumpangi bagian atas terpal agar tidak mudah goyah ketika terdapat angin.

Setelah terpal terpasang dengan benar, isilah dengan air bersih. Buatlah saluran untuk memasukkan air dan untuk mengeluarkan air yang akan diganti ketika nanti ikan-ikan sudah berusia beberapa minggu. Penyiapan saluran air tersebut dimulai dari sebelum Anda menaburkan benih-benih ikan. Pasang juga saringan pada pintu masuk sebagai salah satu tahap resensi budidaya ikan nila di kolam terpal. Setelah itu, Anda sudah bisa menaburkan benih-benih ikan nila yang masih kecil-kecil.

Ukuran benih ikan nila biasanya berukuran 12 cm dengan berat 30 gram. Anda dapat menaburkan beberapa ratus ikan nila dalam sekali tabur. Pemberian makan dan pemeliharaan yang tepat membuat ikan nila dapat bertahan hidup sampai masa panen tiba. Masa panen tiba baik ikan nila di terpal atau budidaya ikan nila di kolam beton adalah kurang lebih 6 bulan dengan berat nila pada umumnya sudah mencapai setengah kilogram. 

Jika Anda ingin memanen sebelum usia 6 bulan, Anda dapat melakukannya dengan cara memilih ukuran ikan nila sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan antara nila yang satu tidak sama dengan yang lainnya. Selanjutnya untuk memaksimalkan pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh ikan nila agar tidak mudah terserang penyakit maka berikanlah produk suplemen VITERNA Plus yang mengandung vitamin dan mineral lengkap serta beberapa protein. Dimana penggunaannya dengan dosis 1 tutup botol Viterna Plus dicampur 1 liter air dicampur per 3 – 5 kg pelet atau pakan ikan setiap hari 2 kali pada pemberian pakan pagi dan sore.

Mudah bukan? Semoga informasi ini dapat memberikan wawasan yang cukup bagi Anda yang akan memelihara ikan nila sebagai pemula.

Read More »

Serangan Ganoderma

0 comments

ANTISIPASI SERANGAN GANODERMA


Kebutuhan utama bagi pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif, adalah ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, ketersediaan air dan kondisi lingkungan sekitar yang mendukung tumbuh dan berkembangnya tanaman secara sehat dan pada akhirnya dapat memberikan hasil produksi yang terbaik. Keseluruhan faktor diatas saling berkaitan satu sama lain. Sebaliknya dampak kekurangan salah satu faktor akan berpengaruh  bagi tanaman  dan  berakibat jangka panjang bagi semua jenis tanaman, terutama bagi tanaman perkebunan.



Salah satu kegiatan terpenting dalam usaha dibidang Perkebunan Kelapa Sawit adalah kegiatan pengendalian Hama Penyakit. Pengendalian Hama Penyakit adalah mengendalikan pertumbuhan hama penyakit, yang dalam tulisan ini menitik beratkan terhadap penyakit yang disebabkan oleh jamur , terutama oleh jamur Ganoderma yang tumbuh di areal tanaman yang sedang diusahakan. Sebagai seorang planters sebaiknya  mengetahui dan paham mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi faktor penghambat kegiatan pengendalian hama penyakit  dan juga harus mengetahui dan paham terhadap-faktor faktor apa saja yang dapat mendukung keberhasilan kegiatan pengendalian hama penyakit, terutama yang disebabkan oleh jamur Ganoderma.

Kondisi lingkungan sekitar tanaman akan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tanaman. Beberapa hasil laporan temuan di beberapa perkebunan kelapa sawit dan juga beberapa hasil penelitian menggambarkan tentang kondisi lingkungan yang menjadi pencetus munculnya berbagai penyakit di perkebunan, terutama di perkebunan kelapa sawit. Salah satu persoalan  utama yang kini tengah dihadapi oleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan di Malaysia adalah penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh jamur  Ganoderma boninense. Penyakit ini merupakan “mimpi buruk ” bagi kalangan praktisi perkebunan kelapa sawit,karena dapat menyebabkan kematian kelapa sawit dan dampak yang ditimbulkan adalah kerugian yang sangat besar, sebab  sulit dikendalikan  hal ini terkait dengan  sifat penularannya melalui tanah, angin dan serangga vektor.
Ganoderma adalah cendawan patogenik tular tanah (soil borne) yang banyak ditemukan di hutan-hutan primer dan menyerang berbagai jenis tanaman hutan. Cendawan ini dapat bertahan di dalam tanah dalam jangka waktu yang lama. Namun, sesungguhnya jamur  Ganoderma ini tergolong pada kelompok cendawan yang lemah. Serangan pada kelapa sawit menjadi dominan  terjadi karena ketidakseimbangan agroekosistem di perkebunan kelapa sawit dan tidak adanya cendawan kompetitor dalam tanah, serta akibat menurunnya unsur hara organik dalam tanah dan aplikasi herbisida yang kurang bijaksana.
Pemahaman yang benar mengenai dampak serangan jamur Ganoderma  terhadap produksi kelapa sawit serta antisipasi untuk meminimalkan dampak tersebut sangatlah penting untuk diketahui, sehingga tujuan dari penulisan tema ini dapat memberikan pengetahuan serta sumbang pikiran kepada  insan perkebunan kelapa sawit, distributor PT NATURAL NUSANTARA, serta semua insan perkebunan kelapa sawit agar dapat meningkatkan hasil produksi secara kontiniu dan dapat meminimalkan dampak serangan jamur Ganoderma terhadap produksi kelapa sawit.

IDENTIFIKASI AWAL  SERANGAN GANODERMA

Indikasi gejala awal penyakit  yang diakibatkan oleh serangan jamur Ganoderma sulit dideteksi karena gejala eksternal perkembangannya yang lambat , pada tanaman kelapa sawit  masa vegetatif  (TBM), gejala penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang dapat diamati dari luar adalah adanya daun yang menguning pada satu sisi, atau adanya bintik-bintik kuning dari daun yang lebih pendek, yang kemudian diikuti dengan nekrosis (Singh, 1991). Pada daun yang baru membuka nampak lebih pendek dibandingkan daun normal lalu mengalami klorosis dan bahkan mengalami nekrosis. Seiring waktu penyakit ini terus berkembang, warna daun tanaman kelapa sawit terlihat  pucat keseluruhan, pertumbuhan lambat dan daun tombak yang tersisa tidak membuka.

Gejala serupa juga terlihat pada fase tanaman menghasilkan (TM) , terdapat beberapa daun tombak tidak terbuka dan kanopi daun umumnya pucat. Daun yang terserang kemudian mati dimana nekrosis dimulai pada daun yang paling tua dan merambat meluas ke atas ke arah mahkota daun. Tanaman kemudian mati dimana daun kering terkulai pada ujung pelepah pada batang atau patah tulang di beberapa titik sepanjang malai, dan menggantung ke bawah seperti “rok wanita”. Umumnya apabila gejala pada daun terus diamati biasanya akan ditemukan bahwa setidaknya satu setengah bagian jaringan batang bawah telah mati diserang cendawan. Apabila tanaman belum menghasilkan terinfeksi, biasanya akan mengalami kematian dalam kurun waktu 6-24 bulan sejak munculnya gejala pertama, sedangkan pada tanaman kelapa sawit menghasilkan kematian terjadi antara 2-3 tahun kemudian setelah infeksi.

Pada awalnya, penyakit Ganoderma diduga menyerang tanaman menghasilkan saja dan secara ekonomi tidak merugikan, dengan kejadian penyakit masih biwah ambang toleransi yaitu <1%, akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini penyakit Ganoderma telah menjadi satu masalah yang paling serius terutama pada satu atau lebih dari 2 generasi tanam. Pada saat ini Ganoderma sudah bisa ditemukan hampir di semua kebun kelapa sawit di Indonesia walau kejadian penyakitnya bervariasi. Perkembangan cepat penyakit ini tidak hanya di lahan mineral tetapi juga di lahan gambut. Pada tanah yang miskin unsur hara di laporkan kejadian penyakit Ganoderma lebih besar.

Ragam Pengendalian Ganoderma
Pengendalian Ganoderma dilakukan dengan tiga tahap yaitu :
  • Pengendalian secara internal,
  • Pengendalian secara eksternal.
  • Pengendalian terpadu.
Pengendalian internal
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu-ilmu terapan terutama di bidang rekayasa genetika telah dihasilkan beberapa hasil penelitian yang mampu mengatasi persoalan serangan jamur Ganoderma. Beberapa produsen kecambah kelapa sawit bahkan sudah meluncurkan beberapa varietas kecambah yang tahan terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur Ganoderma. Artinya titik fokusnya adalah pada internal tanamannya yang diharapkan adalah dihasilkan bibit kelapa sawit yang ditanam bebas dari inokulum Ganoderma dan  mampu menghadapi serang jamur Ganoderma.
Pengendalian eksternal
Menurut Dr.Darmono Tani Wiryono, Pakar Ganoderma Biotek Perkebunan, sesungguhnya yang “sakit” adalah lahan pertanaman sehingga meskipun bibit kelapa sawit yang ditanam bebas dari inokulum Ganoderma namun bila ditanam pada areal yang sudah terinfeksi Ganoderma dalam kualitas dan kuantitas yang tinggi maka tanaman tersebut akan terserang juga.Sanitasi tanaman terinfeksi dilakukan melalui pemusnahan inokulum dengan cara membongkar tanah memusnahkan tunggul-tunggul,  dan akar tanaman terinfeksi serta membakarnya. Melakukan chiping dengan ketebalan 10 cm pada saat replanting. Pembuatan parit isolasi untuk tanaman yang terinfeksi pada populasi infeksi masih rendah.
Bahan Tanaman Toleran, ada indikasi bahwa bahan tanaman varietas dura menunjukkan gejala yang lebih lambat daripada bahan tanaman varietas tenera.

Pengendalian terpadu

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan Prof. Meity S. Sinaga, Guru Besar Fitophatologist IPB, strategi pengendalian penyakit BPB Ganoderma yang paling baik adalah dengan melakukan pengendalian terpadu yang merupakan kombinasi dari pengendalian hayati, pembuatan parit isolasi tanaman terinfeksi, pemusnahan sumber inokulum. Adapun pengendalian hayati yang dimaksud adalah dengan menggunakan jamur yang tidak bersifat patogen bagi tanaman namun mampu melawan jamur patogen yang membahayakan tanaman. Saat ini beberapa produk untuk mengatasi jamur Ganoderma dengan menggunakan pengendalian hayati masih sangat jarang, namun umumnya jamur yang digunakan untuk melawan jamur  Ganoderma antara lain adalah Gliocadium dan Tricorderma. Gliocadium dapat menyebabkan kematian jamur patogen  dan kehancuran karena mengeluarkan sekresi atau zat antibiotic seperti gliovirin dan viridian yang bersifat fungistatik (mematikan) jamur. Gliovirin merupakan senyawa yang menghambat/mematikan pertumbuhan beberapa jamur dan bakteri, sedang viridin dapat menghambat/mematikan pertumbuhan jamur. Inilah yang terkandung di dalam NATURAL GLIO, produk yang dihasilkan oleh PT NATURAL NUSANTARA yang berperan aktif untuk menghambat serangan jamur Ganoderma.


NATURAL GLIO, salah satu pengendalian hayati yang sudah banyak digunakan sebagai pencegah dan pengendali jamur Ganoderma diperkebunan kelapa sawit. Manfaat lain adalah NATURAL GLIO,  tidak meninggalkan residu didalam tanah atau hasil pertanian, tidak mengakibatkan efek fitotoksis / keracunan bagi tanaman dan yang terpenting lagi adalah aman bagi manusia dan hewan peliharaan.

Read More »

Cara Budidaya Jamur Merang

0 comments
Budidaya Jamur Merang
(Volvariel
la volvaceae)


Volvariella volvacea atau yang biasa kita kenal dengan jamur merang adalah jamur yang sangat populer di kalangannya. Terutama untuk masyarakat Asia, jamur jenis ini telah lama di budidayakan dan telah lama menjadi salah satu sumber pangan yang sangat kaya akan kandungan protein dan vitamin sama seperti beberapa sumber pangan lainnya seperti : Singkong, Talas dan Gandum. Jamur ini akan berkembang biak dengan cara aseksual maupun sekdual, berspora dan merupakan tumbuhan yang memiliki inti sel walaupun tidak memiliki klorofil. Jamur merang biasanya di budidayakan menggunakan media tanam jerami atau merang, sesuai dengan namanya tersebut.


Pembuatan Kumbung


  • Penentuan Lokasi :
*   Sumber jerami
*   Sumber air
*   Jalan

  • Persyaratan Kumbung :
*  Dinding dalam dan atas menggunakan plastik polyetilen.
*  Dinding luar menggunakan sterofoam.
*  Kumbung lebih baik ditempat

  •  Perbedaan kumbung :
 Kumbung atas lancip : bila panas maka uap akan mengalir ke samping.
    Digunakan untuk kumbung yang memiliki satu rak ditengah.
*  Kumbung atas datar    : uap air akan jatuh ketengah-tengah kumbung.
Digunakan untuk kumbung yang memiliki dua rak
Media
  • Jerami
  •  Kapur CaCO3
  • Dedak
  • Limbah kapas
a)   Jerami mengandung :
–  Lignin
–  Selulosa
–  Silicca
b)   Alternatif jerami   :
–  Alang-alang
–  Eceng gondok
–  Batang jagung
–  Kelaras pisang
c)    Alternatif limbah kapas :
–  Hampas sagu
–  Hampas tahu
–  Hampas tempe
–  Hampas kapuk

Pembuatan Kompos
  1. Lapisan atas               : kompos kapas
  2. Lapisan bawah           : kompos jerami

Memasukkan Kompos
  1.  ±10 hari kompos jerami masuk kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak.
    2.    Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
    3.    Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam.
    4.    Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.

Pasteurisasi / Steam
  1.  Lantai kumbung dibersihkan.
    2.    Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
    3.    Semua ruang tertutup.
    4.    Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
    5.    Setelah mencapai 70°C (7-8 jam). Suhu dipertahankan selama 4-5 jam
    6.    Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari.
Catatan :  – bila penyeteman tidak matang, maka jendela dibuka agar amoniak keluar.
– bila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja.
Penanaman Bibit
  1. pH diusahakan mencapai 7 / netral.
    2.    Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
    3.    Bibit log dihancurkan agar lembut. ( 1 log untuk 1m2)
    4.    Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
    5.    Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam.
    6.    Bisa juga dibuat bantalan di tiang dan ditanami bibit.
    7.    Hari I      : penanaman dilakukan sore hari.
    8.    Hari II      : pertumbuhan miselium diperhatikan.
    9.    Hari III     : –  Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram.
    –  Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
    –  Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
    10. Hari IV     : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.
    11. Hari V     : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
    12. Hari VI     : jendela di buka 30 °.
    13. Hari VII    : jendela di buka 45°.
    14. Hari VIII   : jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar.
    15. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai.
Pemeliharaan Media
  1. Penyiraman dilakukan 3 atau 4 hari setelah tanam.
  • untuk mengubah masa vegetatif menjadi masa generatif. Karena penyiraman dilakukan pada siang hari sehingga jamur menjadi stress dan mengubah fase tanam.
  1. Temperatur ruangan 34-36°C.
    3.    Temperatur media 34- 38°C.
    4.    Bila temperatur media mencapai 38°C atau lebih maka akan tumbuh cendawan
Monilia, tumbuh  antara hari ke V – VIII.
  1. Penggunaan POC NASA dan HORMONIK, dengan cara 3-4 tutup POC NASA
dicampur 1 tutup HORMONIK dilarutkan dalam 10 liter air, kemudian suntikkan 5 cc per bag lok seminggu 2 kali.

Panen
  1. Ciri jamur siap tanam :
– Bila masih ada tonjolan    , panen dilakukan keesokan harinya.
– Bila bulat sudah merata    , jamur siap panen.
  1. Cara panen jamur :
– Lebih baik tidak menggunakan kuku tangan, tetapi menggunakan pisau yang telah disterilkan.
– Tinggalkan / sisakan sedikit pangkal buah jamur yang di panen.
– Media tidak boleh terangkat.
  1. Penyebab menurunnya kualitas jamur merang (bercak-bercak):
– Pasteurisasi tidak matang
– Dedak tidak matang
  1. Penyebab jamur pecah :
– Suhu terlalu tinggi
– Terlambat waktu panen. 


Konsultasi 085776312393

Read More »

CARA MEMBUAT PAKAN TERNAK FERMENTASI

1 comments

Salah satu upaya untuk menambah hasil ternak ialah dengan menyerahkan fermentasi pakan. Pada tulisan ini bakal kami ulas teknik pemakai an produk Nasa untuk penciptaan pakan dengan fermentasi. Di samping kualitas pakan yang baik, teknik tersebut pun sangat di kenal sebagai sarana pilihan yang lumayan efektif ternak tanpa ngarit,ternak tanpa bau, mempercepat perkembangan ternak, khususnya pada musim kemarau. Karena bisa jadi besar pada ketika kemarau suplai makanan hijau pada ternak tidak banyak benyak berkurang dan diinginkan dengan adanya fermentasi pakan ternak itu akan menutup kelemahan makanan pada ternak. Proses fermentasi pakan itu memanfaatkan kandungan dari Tangguh probiotik dan Viterna plus,yang mana digabungkan dengan sekian banyak limbah laksana jerami, gedebog, rumput kering, ampas kacang dan lain-lain guna di jadikan sebagai bahan makanan utama ternak.

Beberapa keunggulan pada pemakaian Probiotik Tangguh untuk penciptaan pakan fermentasi antara beda :
✔Akan membetulkan sistem pencernaan pada ternak
✔Dapat menambah kualitas dan kuantitas padaternak yang memproduksi susu

✔Peningkatan mutu ternak yang pesat, sehinggaternak bakal menjadi gemuk dan sehat 

✔Nafsu ternak santap bertambah
✔Selain menyerahkan nafsu santap dan mutu yang tinggi, pemberian pakan fermentasi tersebut pun menurunkan kadar kolesterol pada ternak, serta menambah kekebalan tubuh ternak

Bahan – bahan penciptaan pakan fermentasi gedebok pisang :
• Jerami padi,pelepah sawit atau gedebog pisang sejumlah 100 kg
• Drum atau tong plastik kapasitas 100 kg beserta tutupnya
• Terpal guna media pencampuran jerami dan bahan fermentasi
• Alat potong laksana arit, golok atau mesin pemotong hijauan atau jerami
• Molases atau tetes tebu sejumlah 1 kg
• PROBIOTIK TANGGUH VITERNA plus poc nasa hormonik
• Dedak sejumlah 10 kg
• Garam sejumlah 1 kg
• Ember mengandung air selama 2 liter

Cara Pembuatan atau tahapan – langkah
• Bagi jerami padi sejumlah 100 kg, dicukur kecil-kecil seukuran 5-8 cm dengan memakai alat potong atau mesin potong coper dan ditebar diterpal,

• Hasil potongan yang sudah disebar di terpal lantas ditebar atasnya dengan dedak sejumlah 10 kg.

• Siapkan larutan mikrobia dengan teknik ember yang mengandung 2 litar air, lantas dimasukkan 4 tutup botol TANGGUH PROBIOTIK, 2 tutup botol POC NASA, 2 tutup viterna dan 1 tutup hormonik serta garam 1 kg, tetes tebu atau molases 1 kg, dan diaduk hingga homogen atau merata.

• Siramkan larutan mikrobia TANGGUH itu di atas permukaan jerami,gedebog pisang,atau sarasehan bahan yang dipakai dan dedak itu secara merata dan tumpuk sampai 5-10 cm lantas berikan lagi Campuran larutan mikrobia TANGGUH dengan dedak dan jerami padi lagi dan seterusnya

• Masukkan gabungan jerami dan larutan TANGGUH ke dalam drum penyimpanan.

• Proses pemasukan ke dalam drum plastik fermentasi tidak banyak demi tidak banyak dan dibuntuti dengan pemadatan. Setelah tersebut drum plastik diblokir dengan rapat hingga tidak terdapat udara yang masuk, lantas drum ditabung selama tiga minggu. Setelah tiga minggu drum dimulai dan dikeluarkan jerami padi hasil fermentasi lantas dikeringangikan dahulu sebelum diserahkan ke domba atau ternak sapi.


Read More »

Panen Padi Meningkat dengan Pupuk Nasa

0 comments

Syaripudin, sang petani jagung dari kabupaten donggala merasa bahagia dengan tumbuhan jagungnya yang hampir panen, dimana pertumbuhannya paling baik dan ia yakin bakal hasil panenyang membludak 3x lipat setelah ia memakai produk pertanian dari nasa kebahagiaannya tersebut ia informasikan pada tetangga lahan, harmas, yang juga menanam jagung sejenis tapi perkembangan nya tidak cukup memuaskan. Dengan situasi tersebut, tim nasa menyempatkan diri guna mewawancarainya.

.

“saya menempatkan jagung jenis c-7 dengan luas lahan 0,25hektar”, ucapa nya memulai wawancara. Ia pun menjelaskan, tumbuhan jagungnya sudah berumur 3bulan dan telah memakai produk-produk makro laksana KC1 sejumlah 25kg dan urea sejumlah 50kg serta produk pertanian dari nasa di antaranya ialah POC NASA dan harmonik. “pemakai an POC NASA saya kerjakan sebanyak 40cc diperbanyak dengan harmonic sejumlah 10cc kemudian dilaksanakan dalam 1 tangki air (14liter) dan saya semprotkan pada jagung 10 hari sekali”, tuturnya menjelaskan menggunakan produk. Dengan perlakuan-perlakuan tersebut, ia merasa tidak sedikit keuntungan didapat nya, andai sebelum nya tongkol jagung kecil, isi tidak penuh, tumbuhan lebih pendek, namun setelah memakai produk nasa tumbuhan jagung menjadi tongkol nya besar, isi sarat dan padat, tongkol nya 2kali lebih panjang, batang tumbuhan lebih subur dan tumbuhan jagung lebih tinggi. Hal semacam dinyatakan petani lain, bapak armas. Diri nya mengakui tidak sedikit sekali perbedaan tumbuhan yang tidak memakai produk nasadan yang menggunakan, sampai-sampai diri nya tertarik guna segera memakai produk pertanian nasa.

.

“ sebelum memakai produk pertanian nasa, luas 0,2hektar ini menemukan 1,2ton jagung kering panen, namun setelah memakai produk nasa mendapat hasil panen 3 ton jagung kering penen…. LUAR BIASAAA……!!! Ungkapan nya dengan bangga sarat semangat. Dalam pada itu, arma selaku petani yang mempunyai lahan jagung di sebelah nya menuliskan biasa nya tumbuhan jagung yang ia panen dengan luas yang sama, ia mendapatkan sejumlah 0,5 ton jagung kering panen. Tetepi setelah menyaksikan dan mersakan apa yang sudah di hasilkan oleh syaripudin, ia telah tidak tahan lagi guna secepat nya memakai produk pertanian nasa pada lahan tumbuhan jagung nya pada musim mendatang. Di akhiri wawancaranya, syaripudin mengharapkan supaya petani jagung segera alih untuk memakai produk-produk pertanian dari nasa, sebab ia sudah menbuktikan nya sendiri. Produk pertanian nasa memang jempolaaa……!!!

.

GUNAKAN PRODUK NASA PANEN PADI BERLIPAT DARI HASIL RP. 2.520.000 MENJADI RP. 3.780.000

.

Awal saya mengenal produk nasa dari bapak adi subaidi, SE (leader NASA asal kabupaten sumenep, Madura). Beliau pun salah satu stokes PT.NASA. sejumlah produk nasa saya uji cobakan ketenaman padi varietas ciherang dengan luas lahan 3000 M2 dan tumbuhan padi itu saya bandingkan dengan tumbuhan milik tetangga dengan varietas dan luas yang nyaris sama. Produk nasa yang saya gunakan salah satu nya supernasa, POC produk nasa, hamonik, airo810(perekat, perata dan pembasah) serta guna pengendali hama dan penyakit saya memakai pestona. Saat memakai produk-produk dari nasa ternyata tidak sedikit mengalami penambahan tanaman padi perkembangan nya lebih cepat, masa-masa panen pun lebih singkat serta jumlah anakan juga lebih buanyak berkisar 25-35 anakan. Sedangkan yang tanpa memakai produk nasa melulu sekitar 17-20 anakan saja. Cara memakai produk-produk nasa yaitu: 3 hari sebelum tumbuhan saya berikan 1 botol super nasa dikumpulkan sp-36 dan PONSKA kemudian di tebar merata kelahan sebagai produk nasa. Untuk pemakaian POC NASA, harmonic dan aero810 saya semprotkan pagi hari ketika padi berumur 15 hari, 25 hari dan 35 hari, takaran yang saya berikan : POC NASA 4-5 tutup + harmonic 1-2 tutup + aero810 1 tutup guna ukuran satu tangki (15 liter). Sedangkan guna penggendalian hama dan penyakitkan saya pakai pestona dengan takaran 7 tutup atau tangka diperbanyak aero810 sejumlah 1 tutup yang saya semprotkan pada senja hari. 

.

Banyak keuntungan sesudah saya memakai produk nasa di samping keuntungan laksana di atas, deviden lain ialah bulir padi (buahnya) lebih padat dan bernas. Selain tersebut pemakai an pupuk makro (khusus nya urea) saya kurangi selama 25% dari biasanya. Penggunaan produk urea seringkali menghabiskan 100kg, setelah memakai produk nasa menjadi 75kg saja. Sedangkan pupuk itu saya memakai 50kg dan 25kg poska, pupuk KC1 melulu menggunakan 25kg. alhasil sesudah saya memakai tambahan produk nasa hasilnya benar-benar mengembirakan. Jumlah panen dan kualitas gabah jauh lebih tinggi walaupun saya tanam padi di lahan yang tidak cukup air ( lazimnya di distrik kabupaten sumenep Madura/tadah hujan). Sebelum saya mengunakan produk NASA pada luas lahan tersebut melulu mendapatkan 1,2 ton/3000 m2, tetapi sesudah saya mengunakan produk NASA hasil nya bertambah menjadi 1,8 ton/3000 m2. Mengingat jumlah penambahan hasil itu yang lumayan tinggi (untuk lahan tadah hujan ) saya memiliki kepercayaan bila saja di halan yang sistem penggairan nya lumayan baik maka dapat dijamin hasilnya alan jauh lebih tinggi. Sebagai cerminan analisa ekonomi yang sederhana inilah ini : penghematan urea Rp.30.000, penghematan PONSKA Rp.43.750, penghematan TSP Rp. 42.500, penghematan Kc1 Rp. 62. 500, maka total penghematan pupuk marko Rp.178.750. dari pemakai an produk NASA sejumlah 2 botol POC NASA, 2 botol hormonik, 1 botol super NASA,1 botol AERO 810 DAN 1 botol PESTONA, andai diuangkan didaerah Madura ini ialah sebanyak Rp. 204.000. sementara untuk total buatan setelah mengunakan produk NASA sejumlah 1,8 ton/3000 m2, andai harga 1 kg saja Rp.2.100; maka Rp. 2.100 x 1,8 ton = Rp. 3.780.000. sedang kan sebelum saya mengunakan NASA melulu mendapatkan 1,2 ton/3000 m2, makaRp.2.100 x 1,2 ton = Rp. 2.520.000. jadi dari analisa sebelum di atas terdapat selisih sebesar Rp. 1.260.000 dengan mengunakan produk NASA hasil panen padi perlipat ganda. NASA memang OKE……!!!

.

HASIL PANEN DARI 2 TON JADI 4 TON

.

Tim Nasa : 085776312393


Read More »

Pengaruh Kekurangan Air pada Kelapa Sawit

0 comments

tanah yang gersang mempengaruhi produksi kelapa sawit

Hubungan proses siklus perkembangan tanaman dengan ketersedian air
Air sebagai penyusun utama protoplasma tumbuhan dan memiliki peran yang sangat urgen dalam proses fisiologi tanaman. Air bermanfaat sebagai pelarut hara, media translokasi hara, penstabil suhu tumbuhan dan sebagai penyusun utama biomassa tanaman. Tanah sebagai media tumbuh, memiliki peran yang sangat urgen dalam menunjang produktivitas tanaman sehubungan dengan keterampilan tanah dalam penyediaan hara, air dan menyokong sistem pertumbuhan perakaran. Dalam pertumbuhan dan proses fisiologistumbuhan Kelapa sawit pembentukan bunga dibuka sejak 38-42 bulan sebelum buah masak dan pelepah dibuka 29 bulan sebelum menjadi pucuk. Selamamasa-masa tersebut sekian banyak  faktor dapat dominan terhadap perkembangannya laksana ketersediaan hara, air yang lumayan serta jumlah daun (pelepah).

Di perkebunan Kelapa sawit, sumber air mayoritas berasal dari hujan yang jatuh pada areal pertanaman. Untuk bisa berproduksi optimal Kelapa sawitmembutuhkan sekitar 6 mm curah hujan atau setara 60,000 ltr/ha atau 405 lt/pokok pada kerapatan 145 pokok/ha, dan pada kenyataannya situasi inipaling sulit terpenuhi. Jika curah hujan < 100 mm/bulan, guna tujuanmeminimalisir water stress, aspek teknis dan praktis dan pertimbanganongkos diperlukan irigasi setara 200 lt/pokok. Untuk destinasi ini Estate yang berdampingan dengan Mill bisa memanfaatkan effluent dengan BOD < 500 ppm yang diaplikasikan pada bangunan longbed atau flatbed. Upaya lain ialah menjaga ground cover tumbuh optimal (selektiv weeding),software EFB, implementasi U-shape. Berikut ialah rata-rata airterdapat pada sejumlah jenis tanah yang dapat dipakai dalam sebagai pertimbangan dalam meyusun langkah-langkah konservasi tanah, air dan menghitung water defisit. 

Tipe Tanah
Air Tersedia (mm/m)
Pasir = sand55
Lempung Berpasir = sandy loam120
Lempung Liat = clay loam150
Liat = clay135

Sumber: Brouwer, 1986 dalam Soemarno
Curah hujan yang tinggi dan terjadi pagi sampai siang hari akanbersangkutan dengan rendahnya kegiatan Elaeidobius kamerunicus dan serangga lain, tingkat radiasi, bisa jadi yang sama akan menyebabkan proses fotosintesis tidak dilangsungkan secara optimal meskipun curah hujan mencukupi. Kajian yang dilaksanakan di Benin mengindikasikanminyak per mesocarp ingin tertekan/ rendah didalam janjang yang dipanensesudah 2 bulan tanaman merasakan deficit air, sebagaimana di kutip oleh Corley & P.B.Tinker (2003) p.126 (5) dari Och& Daniel (1976).
Caliman (1998), mengaku water deficit 100 mm bisa menurunkan buatan 8 – 10% pada tahun kesatu dan 3 – 4 % pada tahun ke dua. Berdasarkan keterangan dari Ochs dan Daniel (1976) dalam Caliman (1998) defisit air memberi akibat negatif terhadap sex differensial kelapa sawit, pun meningkatkan jumlah aborsi bunga betina, dan menghambat perkembangan tanaman, yang akhirnya bakal menurunkan hasil selama sejumlah bulansesudah kekeringan. Dampak negatif lainnya ialah penurunan OER. Infrastruktur “water harvesting” dan “soil moisture conservation” sangatdibutuhkan pada lokasi dengan kedalaman tanah < 1.5 m.

Dampak kemarau Panjang (water deficit > 500 mm/tahun) pada tumbuhan kelapa sawit diperkebunan Bekri lampung Tengah tahun 1997, dimana penurunan buatan secara riil menjangkau diatas 70 %, dimana 20 % – 30 % terjadi pada tahun yang terkaitdan 30 % – 50 % pada tahun berikutnya. Kekeringan juga dominan  pada penurunan ekstraksi secara menyeluruh dari 22 % menjadi 18 % (Hakim, 2007).

Water Deficit
KategorimmYield Reduction (%)
Normal0 – 1000 – 10
Sangat Ringan100 – 20010 – 20
Ringan200 – 30020 – 30
Berat300– 40030 – 40
Berat Sekali>400>60

Sumber : H. Memet, 2007

Kekeringan dapat menghambat pembukaan pelepah daun muda, merusak hijau daun, pelepah daun terkulai dan pupus patah (frond snaping). Pada fase reproduktif cekaman kekeringan menyebabkan perubahan nisbah kelamin bunga, bunga dan buah muda mengalami keguguran dan tandan buah gagal menjadi masak. Akhirnya mengakibatkan gagal panen dan menurunkan produksi tandan buah segar hingga 40 % dan CPO hingga 21-65 % (Calliman & Southworth, 1988: Siregar, 1998).

Kekeringan  di Kalimantan tahun 1997-1998  menyebabkan peningkatan aborsi buah sebesar 19.73% dan aborsi bunga betina 11.43%. Kondisi berlangsung 3 – 6 bulan setelah kekeringan, selain itu kekeringan ini berdampak pada proses sex diferensiasi sehingga 16 – 24 bulan kemudian terjadi penurunan jumlah bunga betina dan peningkatan bunga jantan , sex rasio berkisar 37.7 – 41.8%.  Defisit air > 500 mm/tahun dapat menurunkan produksi TBS sebesar 37%,  (R & D  Report 1997). Bangunan konservasi berupa bund terrace memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan produksi sebesar 21.5% dan bangunan rorak atau siltpit sebesar 13.4 % dibandingkan tanpa bangunan konservasi.

Kesimpulan

  1. Curah hujan dan distribusinya sangat berpengaruh pada pola produksi , water deficit berdampak terhadap penurunan produksi yang nyata dibandingkan adanya peningkatan produksi oleh peningkatan umur tanaman.
  2. Data curah hujan yang up to date dan  berkelanjutan sangatlahpenting sebagai dasar dalam menyusun perkiraan produksi.
  3. Memahami pola curah hujan suatu wilayah sangatlah penting dan berguna dalam menghadapi musim kemarau dan berguna dalam menyusun budget produksi.
  4. Dampak buruk distribusi curah hujan yang tidak merata dapat dieliminir dengan konservasi tanah dan air yang lebih terprogram dan terintegrasi dengan memanfaatkan semua sumber daya
By KOnsultan TS perkebunan PT NASA Bapak Ir.Eko Zulkifli,MSc

Manfaat Pupuk organik Super nasa adalah pupuk pembenah tanah sekaligus penutrisi lengkap ,kenapa tanah membutuhkan super nasa ? sebab kandungan unsur hara yang ada didalam pupuk super nasa meliputi unsur yang sangat penting yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu unsur hara makro dan mikro juga asam humat vulvat disamping memberi makanan sekaligus dia juga sebagai pembenah tanah dan sebagai Buffer atau penyangga air.
kandungan atau komposisi lengkap pupuk Super Nasa adalah sebagai berikut :

N = 2,67%, P205 = 1,36%, K = 1,55%, Ca = 1,46%, S = 1,43 %, Mg = 0,4%, Cl = 1,27%, Mn = 0,01%, Fe = 0,18%, Cu < 1,19 ppm, Zn = 0,002%, Na = 0,11%, Si = 0,3%, Al = 0,11 %, NaCl = 2,09%, SO4 = 4,31%, C/N ratio = 5,86%, PH = 8, Lemak = 0,07%, Protein = 16,69, Karbohidrat = 0,01%, mengandung asam Humat dan Vulvat

Seiring berjalannya waktu dan gaya hidup para petani yang semuanya serba instan ternyata memiliki dampak terhadap pengerasan lahan atau tanah. Dan ini berlangsung sudah cukup lama yakni berkisar sejak tahun 1980an dimana pada saat itu petani dikenalkan dengan istilah revolusi hijau dengan diperkenalkannya pupuk kimia secara tidak sadar pelan tapi pasti pupuk kandang  istilah keren sekarang adalah pupuk Kompos yang dulunya menjadi pupuk andalan terbaik para petani mulai ditinggalkan sebab ketidakpraktisannya  hingga petani mendapat gelar swasembada pangan peningkatan produksi tercapai. namun dibalik itu ada sisa PR besar yang saat ini sudah dirasakan.

Read More »